A Love is Beautiful dan Reputasi Sekolah

   (Diambil dari Wikipedia)

Setelah beberapa waktu lalu saya mencoba menonton drama China, akhirnya hal ini membuat saya ketagihan. Cerita yang ringan dan durasi yang pendek membuat drama China lebih gampang untuk dicerna. Walaupun terkadang ceritanya memiliki kesamaan, tapi entah hal itu tidak membuat saya bosan untuk mengeksplornya lagi.



Setelah menonton drama dari Miles Wei dan Li Yin, akhirnya saya memutuskan menonton drama Hu Yi Tian yang berjudul A Love is Beautiful. Ketika dulu disarankan oleh seseorang teman saya untuk melihat drama ini, saya merasa enggan karena ceritanya perihal sekolah. Tapi entah kenapa saya penasaran ketika banyak viewers yang memberikan rating bagus untuk drama ini.


Ketika saya melihatnya, akhirnya saya tahu kenapa banyak orang yang menyukai drama ini. Drama ini sangat ringan dan manis menurut saya. Chemistry dari pemainnya membuat drama ini menjadi sangat manis.


Drama ini menceritakan seoranh gadis bernama Chen Xiaoxi (diperankan Shen Yue) sangat menyukai teman laki-lakinya yang bernama Jiang Chen (diperankan He Yu Tian). Mereka sejak kecil sudah bersama, karena rumah mereka yang masih satu lingkungan. Xiaoxi selalu menemanin Jiang Chen, ketika Jiang Chen terpuruk. Hal inilah yang kemudian membuat timbulnya perasaan suka Jiang Chen ke Xiaoxi.


Drama ini memiliki banyak latar di sekolah, hal ini yang membuat saya tertarik dengan isu-isu yang terjadi di sekolah. Salah satu isu reputasi sekolah. Dalam drama ini terlihat bagaimana sekolah menekan siswanya untuk selalu berprestasi, tanpa adanya pendampingan mental yang kuat.


Salah satu adegan yang mengena adalah ketika salah satu teman sekelas Jiang Chen dan Xiaoxi yang bernama Li Wei akan melakukan bunuh diri. Li Wei mengalami depresi ringan, karena tuntutan dari ibunya dan sekolah. Sekolahnya (lebih  tepatnya kepala sekolah) hanya menekankan penurunan nilai dan perilaku menconteknya saja, tanpa memperdalam masalah apa yang dialami oleh Li Wei. 


Dokter sekolah itu sudah memberikan peringatan kepada wali kelas dan kepala sekolahnya perihal depresi yang dialami oleh Li Wei, tetapi mereka seperti enggan untuk memberikan konseling. Bom waktu pun meledak ketika orangtua Li Wei menyadari obat penenang yang diberikan oleh dokter sekolahnya, mereka mengganggap dokter di sekolah tidak berhak memberikan resep tersebut. Kepala sekolah tanpa melakukan penyelidikan lebih lanjut malah langsung memecat dokter di sekolah. 


Dia beranggapan hal itu dapat memcoreng nama sekolah. Ketika teman mereka yang bernama Liu Yang mengalami serangan jantung pun, kepala sekolah tetap tidak mengizinkan pertolongan pertama. Walau akhirnya mantan dokter di sekolah itu tetap melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan Liu Yang.


Entah kenapa beberapa sekolah lebih mementingkan reputasi sekolahnya, tanpa mementingkan siswanya. Bukankah siswa sebagai custumer harusnya mendapatkan pelayanan yang baik, agar bisa menjaga reputasi sekolahnya dengan baik. Hal ini dunia nyata juga banyak terjadi, beberapa sekolah mementingkan reputasinya daripada keselamatan dari siswanya. Salah satu contohnya adalah sekolah di Korea Selatan.


Ada sekolah ternama di Korea Selatan yang di dalamnya terjadi kasus bunuh diri. Korbanya bernama Lee Hyun Seob, anak ini mengalami perundungan. Anak ini sudah mencoba mengatakan kepada wali kelasnya dan dianggap sebagai masalah kecil. Yang terjadi malah Lee Hyun Seob pun bunug diri karena perundungan ini.


Sekolahnya mencoba menutupi kasus ini, karena dianggap merusak citra sekolah ini. Tetapi orang tuan Lee Hyun Seob tidak terima dan mengungkap kasus ini ke publik. Kasus ini pun akhirnya tersiar sampai ke beberapa negara dan petisi yang ditulis oleh orang tua Hyun Seob ke Blue House pun mencapai target untuk penyekidikan kasus ini.


Sekolah sekarang harus mampu lebih peka terhadap isu yang berkembang. Reputasi sebuah sekolah tidak hanya ditentukan oleh banyaknya siswa yang berprestasi saja, tetapi juga nyaman dan amanya siswa saat di sekolah. Ketika sekolah memberikan lingkungan yang nyaman kepada siswanya, maka secara tidak langsung sekolah memberikan investasi reputasi di masa mendatang.Siswa dan keluarga yang merasa nyaman ini pastinya akan memberikan rekomendasi kepada orang lain perihal sekolah tersebut. 


Semoga dengan tulisan ini dapat menambah cara pandang perihal sebuah drama dan realita.


Sumber : https://koreabanget.hops.id/lee-hyunseob-sma-meninggal-bunuh-diri-akibat-bullying/

Postingan populer dari blog ini

Drama The Day Of Becoming You, Steven Zhang, dan Femininitas

Move To Heaven dan Arti Sebuah Hubungan

Gangguan Mental dan Stigma