Drama Korea Still 17 dan Ageisme
(gambar diambil dari wikipedia)
Drama ini bercerita seorang gadis yang bernama Woo Se Ri (Shin Hye Sun) mengalami koma disaat usianya 17 tahun, dan dia akhirnya terbangun 13 tahun kemudian. Woo Se Ri pun bertemu dengan Gong Woo Jin (Yang Se Jong), seorang desainer set. Cerita pun bergulir yang kemudian keduanya mengetahui bahwa mereka memiliki keterikatan dimasa lalu.
Di sini penulis tidak akan membahas perihal cerita cinta keduanya, tetapi penulis ingin membahas perihal ageisme yang dihadapi oleh Woo Se Ri. Ageisme sendiri adalah diskriminasi sosial perihal umur. Masyarakat sendiri selalu memberikan pandangan perbedaan sesuai umur, hal ini terkadang malah memberikan dampak buruk bagi seseorang.
Istilah Ageisme sendiri diperkenalkan oleh Robert Neil Butler pada tahun 1969, melalui bukunya yang berjudul "Age-ism : Another form of the bigotry". Dalam pandangan Butler ageisme memiliki tiga elemen, yaitu pertama adalah prasangka terhadap orang yang lebih tua, lanjut usia atau dalam proses penuaan. Kedua, berbagai diskriminasi kepada orang berusia tua. Ketiga beragam praktik dalam kelembagaan atau kebijakan yang melanggengkan streotipe untuk usia tua. Walaupun begitu ageisme juga dialami oleh usia muda.
Kembali kepada drama Still 17, penulis menyoroti bagaimana Woo Se Ri mengalami diskriminasi itu. Woo Se Ri yang mengalami koma selama 13 tahun, merasa bahwa dirinya masih anak berusia 17 tahun. Padahal dalam kenyataannya usianya sudah 30 tahun. Woo Se Ri pun mengalami kesusahan dalam mendapatkan pekerjaan, karena terhalang usia dan pendidikannya.
Dalam masyarakat sendiri diskriminasi usia sangat mencolok. Hal ini terlihat ketika seseorang yang berusia 25 tahun dianggap sudah layak menikah, jika ada yang belum menikah akan dirundung. Atau orang yang berusia lanjut yang bersekolah lagi juga akan dirundung, karena dirasa tak memanfaatkan usia mudanya untuk bersekolah.
Bukankah seharusnya semua orang layak untuk meraih apa yang diinginkan tanpa terhalang usia? Hal ini pun yang dialami Woo Se Ri, walaupun akhirnya dia tidak bisa bekerja karena usianya yang sudang 30 (dianggap tua untuk beberapa pekerjaan). Dia pun memutuskan untuk bersekolah kembali untuk meraih cita-citanya sebagai pemain biola.
Dalam drama ini menyajikan bagaimana dalam masyarakat masih mematok usia sebagai hal yang utama. Padahal masyarakat belum mengetahui bagaimana keterampilan yang dipunyai seseorang. Ketika melamar pekerjaan sangat terlihat bagaimana diskriminasi terlihat.
Banyak dari orang-orang yang matang usianya tak bisa mendapatkan pekerjaan, karena terhalang oleh usia. Seperti yang dialami oleh Woo Se Ri. Dalam drama ini juga mengeritik masyarakat bahwa usia bukanlah patokan utama dalam meraih sebuah hal. Kita tidak pernah tahu jalan yang diambil mereka dalam meraih sesuatu sehingga memakan waktu yang lama.
Dengan drama ini diharapkan bahwa masyarakat tidak melakukan lagi diskriminasi usia, dan lebih melihat keterampilan yang dipunyai seseorang.
Sumber :
Irawanto, Budi. 2013. "Menggugat Tirani Usia". Jurnal Studi Pemuda Vol 2 No 2 2 September 2013.
Ulfa, Maria. 2020. "Sinopsis dan Profil Pemain Drama Korea Baru Still 17" https://tirto.id/f21A.