Modernisasi di Pura Mangkunegaran



Kali ini kami akan membahas tentang modernisasi di Pura Mangkunegaran. Artikel ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pembangunan. Disini kita akan melihat bagaimana perubahan-perubahan yang ada di Pura Mangkunegaran.

Modernisasi sendiri adalah proses perubahan dari cara yang tradisional menuju ke arah yang lebih maju didalam aspek kehidupan masyarakat. Seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan. Tidak hanya pada masyarakat saja,  modernisasi juga terjadi pada Pura Mangkunegaran.

Pura Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said, yang nantinya akan menjadi Mangkunegara I pada tahun 1757. Pura ini didirikan setelah Perjanjian Salatiga. Perjanjian Salatiga ini adalah penyelesaian perpecahan di Kerajaan Mataram Islam.  Dan Kerajaaan Mataram Islam dibagi menjadi Kasunanan Surakarta, Kesultanan Ngayogyakarta, dan Pura Mangkunegaran. Karena perpecahan itu, Kota Surakarta bagian utara dikuasai oleh Pura Mangkunegaran dan bagian selatan dikuasai oleh Kasunanan Surakarta. Dan Kota Yogyakarta dikuasai oleh Kasultanan Ngayogyakarta.

Pura Mangkunegaran sendiri terletak ditengah Kota Surakarta. Pengunjung bisa memperoleh akses menuju kesana dengan mudah.  Selain itu di dekat Pura Mangkunegaran terdapat pasar barang antik, nama pasar itu adalah Pasar Triwindu. Spengunjung yang ingin memperoleh oleh-oleh bisa datang ke pasar itu. Selain itu,  ketika pengunjung ingin berkeliling di Pura Mangkunegaran akan disediakan pemandu, sehingga pengunjung tidak akan bingung. Untuk urusan internet, di Pura Mangkunegaran sinyalnya sangat kencang. Jadi, yang mau langsung mengunggah foto-foto bisa dilakukan dengan cepat dan tersedia juga Hotspot gratis di wilayah Ngarsopura yang disediakan Pemkot Surakarta.

Pura Mangkunegaran memiliki ciri arsitektur khas bangunan Jawa yang bercampur dengan Eropa. Terlihat di bangunan Pendopo yang terdapat empat patung singa,  yang dua dibuat di Berlin dan yang dua dibuat di Jawa.  Selain itu, lantai dari Pendopo ini berasal dari marmer Italia asli. Di Pendopo ini terdapat lampu gantung yang dulunya masih menggunakan lilin. Karena kemajuan jaman ini, lampu yang dulu menggunakan lilin diganti dengan bohlam. Pendopo ini dulu digunakan untuk tempat diadakannya acara-acara di Pura Mangkunegaran,  seperti acara pertunjukan wayang kulit, ulang tahun tahta raja,  dan lain-lain.

Pendopo ini sekarang digunakan untuk latihan tari oleh sanggar Soeryo Sumirat setiap hari Rabu. Ketika latihan ini penari akan diiringi oleh suara gamelan langsung yang ada di Pendopo. Gamelan tersebut bernama Gamelan Lipur Sari. Tidak hanya Gamelan Lipur Sari, di Pendopo terdapat  gamelan lain. Gamelan itu bernama Gamelan Kanyot Mesem(digunakan saat ada acara ulang tahun tahtah raja dan Royal Wedding) dan Gamelan Seton(dibunyikan untuk komersial saja,  dan dibunyikan pada hari Sabtu saja).

Selain pada fungsi Pendopo, modernisasi juga terjadi pada eksterior Pura Mangkunegara. Salah satunya adalah taman tempat tinggal anak raja yang sudah bergaya modern. Serta ada beberapa ruangan yang sudah beralih fungsi menjadi kantor, gudang dan artshop. Dan beberapa masih digunakan untuk tempat tinggal keluarga Pura Mangkunegara.

Di artshop sendiri, adalah tempat dijualnya karya-karya yang dihasilkan oleh abdi dalem Pura Mangkunegaran. Disini kita bisa menemukan batik tulis, kipas, tas dan lain-lain. Selain itu pengunjung dapat menemukan abdi dalem yang menjual lulur, masker dan jamu khas keraton di dalam komplek Pura Mangkunegaran. Abdi dalem ini diberdayakan oleh Pura Mangkunegaran dalam merawat kebudayaan yang ada di Pura Mangkunegaran. Oh iya,  jika pengunjung mau menikmati hidangan khas Pura Mangkunegaran,  dapat langsung reservasi.

Pura Mangkunegaran yang dulu hanya digunakan untuk tempat tinggal Raja Mangkunegara dan familinya, sekarang dijadikan untuk tempat pariwisata sejarah yang terbuka untuk siapapun. Selain itu demi menjaga keaslian barang yang ada di dalamnya dan lingkungan di sana, pengurus Pura Mangkunegaran menyediakan kantong plastik untuk tempat alas kaki dan sampah yang dibawa pengujung. Agar pengunjung tidak merusak lantai marmer di Pendopo. Selain itu, di Dalem Ageng pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil foto. Karena kondisi ruangan yang pencahayaannya kurang, pengunjung akan menghidupkan flash kamera yang bisa menyebabkan kerusakan pada barang-barang di dalam ruangan itu.

Disini kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi di Pura Mangkunegaran, mulai dari hal terkecil sampai pada tradisi yang ada. Ini membuktikan bahwa modernisasi juga terjadi di Pura Mangkunegaran. Walaupun, terkena dampak dari modernisasi,  Pura Mangkunegaran tidak melupakan tradisi-tradisi yang sudah ada di lingkungannya.  Dan dengan modernisasi ini,  Pura Mangkunegaran semakin mengembangkan kebudayaan yang ada di dalamnya dan memperkenalkannya pada dunia.  Dan Pura Mangkunegaran sekarang terkenal dengan kebudayaan dan acara-acara modern yang masih mengusung budaya Jawa yang kental oleh dunia. 


Ini adalah foto dari depan Pura Mangkunegaran. Halaman depan ini biasanya dipakai untuk acara-acara Pura Mangkunegaran.


Ini adalah Pendopo Pura Mangkunegara. Di sini terdapat tiga gamelan dan biasanya tempat ini digunakan untuk latihan tari sanggar Soeryo Soemirat. dan terkadang digunakan untuk acara-acara yang lainnya.


Ini bentuk modernisasi, karena dulu ini tempat lilin. Tapi diubah menjadi lampu bohlam. Dan namanya adalah Robyong. Dan berasal dari Belanda.

Ini dibuat oleh seniman China, yang bernama Liem Toe Him. Dan lambang ini namanya Hastaguna. Dan memiliki makna masing-masing. 

Patung ini dibuat oleh seniman Bali.

Kaca yang disini, diekspor dari Eropa. dan merupakan bukti adanya ciri khas bangunan Eropa.

Taman ini adalah salah satu taman di bagian tempat tinggal anak raja. Dan taman ini, selesai direnovasi pada  30 April 2018.


Ini juga taman salah satu taman di tempat tinggal putera raja. Dan disini pengunjung tidak diperbolehkan untuk masuk, karena tempat ini masih ditinggali oleh putera raja, yaitu GRM Paundrakarna


Ini adalah Lingga Yoni. Lingga Yoni adalah lambang kejantanan dan kesuburan di jaman Hindu. 


Ini adalah bagian dari taman yang baru direnovasi. Taman ini terletak di bagian bangunan tempat tinggal putri raja dan di depan ruang makan.


Ini adalah teras dari tempat tinggal putri raja. Sekarang tempat ini tidak ditinggali, karena Raja dan keluarganya tinggal di Jakarta. Dan yang tinggal disini hanya GRM Paundrakarna dan beberapa orang keluarga saja.


Ini foto taman dari teras tempat tinggal putri raja. Yang baru saja selesai di renovasi.


Ini adalah ruang makan Pura Mangkunegaran. dan pengunjung bisa menikmati makan disini, jika sudah melakukan reservasi sebelumnya.


Salah satu kereta kuda Pura Mangkunegaran, buatan Inggris. Dan sekarang kereta kuda ini sudah tidak dipakai lagi.


Sebelum memasuki Pura Mangkunegaran, pengunjung akan menemui bangunan Belanda. Yang dulu digunakan untuk  klub berkuda.



Sumber
Wisata Solo.  "Pura Mangkunegaran". 01 Mei 2018. http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/puro-mangkunegaran

Foto adalah hasil dokumentasi sendiri



Postingan populer dari blog ini

Drama The Day Of Becoming You, Steven Zhang, dan Femininitas

Move To Heaven dan Arti Sebuah Hubungan

Gangguan Mental dan Stigma